Peluh di Otak


Alkisah, tersebutlah bahwa malam ini saya sedang tidak ada kerjaan. Buka laptop, kemudian masuk folder-folder dokumen kuliah dulu. Kutemukan file Ms. Word berjudul "Peluh di otak", yang bertanggal 14 September 2012. Geli-lucu, mengharukan, malu, nano-nano pokoknya, begitulah yang kurasakan saat membaca isinya.

Intisarinya : Saat itu aku merasa desperate lalu menghibur diri sendiri, berdoa dan curhat kepada Tuhan lewat sebuah tulisan.

Agar tetap orisinil, saya tidak mengubah kontennya. Okay, check it out!

Dunia memang seperti ini. Tidak ada gunanya kita untuk menyalahkannya, jalani saja apa yang ada di hadapanmu. Kamu bodoh, jalani saja. Kamu pendiam, jalani saja. Kamu otak porno, jangan dijalani. Jalanilah hidupmu selama itu tidak melangar perintah Tuhan. Berusahalah menjalani,meresapi, apa yang dikehendaki Tuhan bagimu.

Yaps, inilah aku dengan segala kekuranganku. Aku malas, itu betul. Aku bodoh, sepertinya iya,aku tidak bisa memimpin, betul sekali, aku hanya bisa menjadi seorang follower, tepat sekali. Aku memang, orang yang sangat lemah, terkadang aku pengen sekali menangis dalam menghadapi ini. Yah, seperti kata mereka, begitulah nasib seorang melankolik. Sulit rasanya, untuk mengubahkan karakterku yang begini. Aku sulit bergaul,aku pendiam,aku sombong,aku munafik,aku gampang emosi, aku suka sekali merendahkan diri.

Jujur saja, kadang aku meragukan Tuhan, meski aku sudah banyak merasakan segala berkatNya. Aneh Tuhan, aku tidak mengerti kenapa aku sering meragukanMu. Ampuni aku Tuhan, aku ingin benar-benar jujur mengasihiMu, mengimaniMu. Sungguh Tuhan aku tidak layak dihadapanMu. Ajari aku, untuk lebih mengenalMu, mempercayaiMu dalam setiap tingkah lakuku, Oh Tuhan, sulit,sulit sekali.

Di tengah kompleksnya masalah pribadiku ini (menurut aku pribadi), Tuhan tolong mampukan aku, hambamu yang seperti debu ini. Jadikanlah aku debu yang menjadi tanah, yang hidupnya teguh dan tidak mudah terhembus ke sana-kemari. Tuhan, ada banyak keluh-kesahku. Segala keinginan dagingku, sungguh menyita imanku kepadaMu. Biarlah aku, mensyukuri segala kelemahanku ini, aku yang kurus dan tidak ada tenaga, aku yang berwajah tidak sebagus mereka(oh Tuhan maafkanlah aku menilai fisikku yang Kau berikan ini),aku yang kurang materi(duit). Sungguh Tuhan, tidak sepantasnya aku mengeluhkan ini, tapi aku jujur dihadapanMu,hal-hal seperti ini sangat sering menggerogoti hidupku. Inilah aku Tuhan, Kau pasti sudah tahu Tuhan.

Tuhan pimpin anakMu, agar tidak tersesat, akan jauhlah seteru,pegang tanganku erat. Sering kali,aku bernyanyi seraya berharap padaMu, hanya tangisan Tuhan yang keluar, penyesalan, namun tidak ada suatu komitmen yang sesuai dengan kehendakMu. Aduh Tuhan, sulit sekali hidupku ini.

Keluargaku, sering aku lupakan. Bapak sudah pensiun dan hanya bertani,mama hanya jaga warung dan bertani, stop sudah jangan larut pada hal itu. Itulah aku, sering sekali lupa bersyukur kepada Tuhan. Tuhan sudah begitu kasih, janganlah mengeluh.
Maaf Tuhan, selalu ada saja mtivasi yang tidak benar kulakukan dalam setiap tingkahku. Termasuk dalam menulis ini. Ajari aku Tuhan, agar benar-benar punya motivasi dan fokus yang benar dalam hidup ini. Jauhkanlah, aku dari keinginan-keinginan untuk memperoleh reward atau pujian lainnya.
Tuhan, kapan yah aku menjadi anakMu yang benar-benar tulus menyanyangiMu. Bagaimankah caranya Tuhan.

Masa depan? Apa itu? Memang kata orang kuliah di UGM, dan univesitas besar lainnya akan memiliki masa depan yang cerah?. Cerah? Cerah apanya? Duit? Jabatan?. Masalah duit, bisalah. Jabatan gak kali. Yaps, begitulah kondisiku, belum adsa suatu orientasi yang benarakan masa depan ini. Duit bukan sekedar “seakan” tapi “hampir pasti” menjadi fokusku.Aduh otakku ini. Sudah, makanlah dulu sana, ada mi ayam tuh... Ayamku...
Begitulah aku, terkadang tidak nyambung, kalau masalah yang dihadapi cukup sulit diselesaikan.
Benar-benarlah aku bukanlah seorang problem solver. Termasuk, dalam hal menulis ini, saya menulis karena saya sedang buntu dalam mengerjakan laporan, ngedesain warta. Sungguh kuliah, pelayanan bukan passionku. Oh tidak, sebegitunyakah aku. Yah benar, jangan menjadi orang munafik.

Sekilas aku kembali membaca tulisan di atas, ternyata aku bukanlah seorang penulis yang baik. Hampir dapat disimpulkan aku ini memang orang bodoh. Kesimpulan dari manakah itu? Kalau saya melihat tulisan-tulisan orang di facebook atau media lainnya,tulisan yang baik merupakan tulisan dari orang-orang yang pintar, kata lainnya, pola pikir mereka dapat disalurka melalui tulisannya. Ngerti ora? Yo, ngono kuwi lah. Terus,kok kesimpulannya pake kata hampir? Oh, itu buat jaga-jaga aja, siap tahu kesimpulanku salah. Heheh. Yaps, aku jadi ingat lagi kelemahanku, apa coba? Aku sering sekali gak mau dianggap orang lain sebagai orang yang bodoh. Padahal aku sendiri adalah orang bodoh. Wkwkwk. Semakin aku ingin menutupi kebodohanku, semakin jelas aku terlihat bodoh. Makanya itu, aku akhir-akhir ini  lebih senang berkelakuan bodoh(aku benar-benar bodoh ini).

Sip udah dulu yah, mau lanjut kerja ini. Mau PD buat perpisahan dengan Kak Antok.
Tuhan, aku ingin belajar dariMu, jagai aku Tuhan.

13 Juni 2012, Ms Office Word 4:47 WIB(jam komputerku), sore.

Kesimpulan malam ini : Menulis itu baik, mari menulis.

Comments

Popular posts from this blog

Perbaikan Putaran Fasa (Listrik 3 Fasa)

Perlengkapan Sistem Tenaga di Gardu Induk

Setting dan Wiring Relay ABB Tipe SPAJ 140C