Posts

Showing posts from July, 2020

Korona

Gw tadinya berada di posisi tengah dalam menyikapi Covid 19. Di satu sisi, gw lebih percaya teori konspirasi, Covid 19 hanyalah akal-akalan belaka. Di sisi lain, gw juga nerapin protokol pencegahan Covid 19 mulai dari cek suhu tubuh, pakai masker, cuci tangan, mandi dan ganti pakaian setiap kali balik dari luar, berjemur, dll. Pagi tadi gw nelpon 2 orang temen yg sudah hampir 1 bulan dirawat di RS akibat terinfeksi Covid 19. Puji Tuhan alhamdulilah mereka saat ini sudah dalam kondisi sehat. Hanya tinggal menunggu swab test lanjutan buat mastiin mereka sudah negatif agar selanjutnya dapat kembali ke rumah. Secara terpisah dan bergantian gw nelpon mereka. Teman yang pertama mengaku bahwa gejala yang dirasakan hanyalah demam biasa dan dalam tiga hari saja sudah siuman. Pemberitaan tentang Covid-19 menurutnya terlalu berlebihan, realita yang dia rasakan tidak semengerikan yang diberitakan oleh media. Hingga di akhir gw tanyain dia, "elo percaya Corona, ndak?".

Menulis Perjalanan

Jalan lebar, jalan sempit, jalan lurus, jalan menikung, jalan mulus, jalan berbatu-berkerikil-berduri sudah kita lewati bersama. Danau indah yang disebut surga itu belum terlihat. Danau itu tepat berada di belakang gunung batu nan tinggi yang sedang kita tatap saat ini. Kakiku dan kakimu bergetar. Rasa bimbang dan ragu mulai membayangi. Tak satu pun di antara kita yang paham, ada apa di gunung itu. Konon katanya, jalannya terjal, penuh rintangan dan sangat jauh. Apakah kita lanjut untuk mendakinya bersama, tetap berpegangan tangan?. Ternyata jawaban kita berbeda. Kau pilih untuk rehat dulu dan aku pilih untuk tetap jalan. Pertanyaan selanjutnya, mau sampai kapankah kau merehat? dan bersama siapakah aku melanjutkan perjalanan? Ntahlah, aku sendiri belum tahu, yang jelas aku harus tetap lanjut. Benar, tujuan kita adalah sama, menuju danau itu. Namun waktu dan cara kita berbeda. Berpisah... Berjalan bersama hampir 3 tahun, berpisah menjadi langkah selanjutnya. Lantu

Memori

Kali ini aku menulis tentang kenangan masa kanak-kanak dulu. Kelak saat otak ini nantinya mengalami penuaan dan memorinya mulai menghilang, aku akan tersenyum membacanya. 1. Jungkat-jungkit mengenaskan Saat itu kami yang kebagian kloter kedua sedang menunggu bus antar jemput TK untuk pulang ke rumah. Aku dan temanku yang bernama Tozi Yaman Zalukhu bermain jungkat-jungkit ( see-saw ). Jleb, aku mengerang kesakitan. My p*nis kejepit di lubang kecil pada papan jungkat-jungkit. Bu guru dengan sigap melarikanku ke RSU Tarutung. Sebelum dieksekusi, aku melihat peralatan-peralatan yang mengerikan seperti gunting, suntik, pinset, dll. Akibat anestesi mungkin yah, aku sama sekali tidak ingat hal apa saja yang dilakukan pada saat pertolongan tersebut. Oh iya, sebagai informasi, saat itu aku memang tidak pake kolor/sempak/celana dalam. 2. Berontak dan melompat Masih pada saat TK. TK-ku, TK Bhayangkari menggunakan mobil antar jemput dengan model mobil patroli/bak terbuka. Tak jarang