Monthversary ke 44, #mardongantangiang
Sejak tugas di Medan, aku lebih sering menginap di rumah teman, sebut saja namanya Rerol Harhehe. Oh iya Rerol ini adalah adek angkatanku di kuliah dulu dan kebetulan bekerja di perusahaan yang sama denganku hanya saja berbeda unit/kantor. Rumah Rerol ada di Medan sedang aku masih mengontrak di Lubuk Pakam.
Jumat, 13 Augustus 2021, setelah kunjungan ke gudang unit kerja, aku diundang makan oleh kolega sepembuangan, sebut saja namanya Hormes Hurarea. Makan siang di pinggir laut dengan hidangan kelas pejabat. Terima kasih hasianku, Hormes.
Beralih ke malam di hari yang sama, aku lanjut bermain badminton. Yap, memang 1 bulan lebih belakangan ini, hidupku terasa lebih bahagia. Setelah pindah tugas ke Medan sejak Juli lalu, waktu luangku untuk berolah raga semakin banyak. Kembali ke cerita badminton, selama bermain di malam itu, perut terasa panas dan mules, sendawa tak berkesudahan. Nggak benar ini, I’m out di 2 games.
Singkat cerita aku pulang menuju rumah Rerol, kemudian mandi dan menyiapkan makan malam. Hanya saja otak menolak makanan tersebut masuk ke mulut dan perut. Akhirnya aku pilih untuk rebahan dan dalam kondisi perut yang masih belum bersahabat, aku akhirnya tertidur. Jam setengah satu aku kebangun, semesta menuntunku untuk bergerak menuju toilet. Okey, ternyata aku diare dan pikiranku menghubungkannya dengan makan di siang hari tadi. Cuci tanganku siang itu sepertinya ga beres.
Lanjut tidur, terbangun dan masuk toilet kembali. Berulang hingga delapan kali dalam malam itu. Ritual ke toilet yang keenam aku coba seduh gula dan garam dengan air hangat. Efeknya lumayan. Frekuensi ke toilet berkurang.
Sudah jatuh tertimpa setan, mungkin itu peribahasa yang cocok untuk kejadian malam itu. Sudah bolak balik toilet, giliran tidur malah ketindihan. Yap, di malam itu juga aku mengalami sleep paralysis. Untungnya tenaga masih cukup untuk membangunkan diri saat ketindihan tersebut.
Sabtu pagi, aku minta tolong Rerol belikan obat diare sambil dia carikan sarapan buat kami berdua. Setelah sarapan dan minum obat, masih saja bolak-balik toilet dan hingga malam masih sama saja. Akhirnya malam itu, aku dan Rerol berangkat ke rumah sakit. Dokter IGD menyarankan untuk diinfus dan rawat inap, hanya saja aku menolak dan minta diberikan obat saja.
Efek obat mulai terasa. Minggu pagi, BAB sudah sedikit lancar hanya saja perut masih mual dan sendawa masih berulang. Frekuensi ke toilet pun mulai berkurang. Sore hari, mual dan sendawa makin menjadi. Ga betul ini, aku bergegas ke kamar mandi, kusikat lidahku sampai bagian pangkal dan akhirnya muntah. Puas sekali rasanya. Aku sesumbar, ‘Rerol, aku sudah sehat, semua sakitnya sudah kumuntahkan’.
Dengan penuh percaya diri, di malam hari di hari Minggu itu juga, kami badmintonan lagi. Lanjut makan malam dengan ayam penyet Seafood 2000, sambelnya itu muantep. Buodohnya aku, betul deh, diare lagi dong. Ini cewekku belum tau ttg cerita ini. Setelah baca tulisan ini, dugaanku, pasti dia marbete-bete.
Senin pagi berangkat ke kantor. Badan terasa lemas, aku ga mau kalah. Harus kuat. Siang hari setelah makan siang, aku nyerah. Bg Ringardo yang bersamaku saat itu, ku minta tolong untuk bawakan ke rumah sakit.
Sesampainya di IGD, aku sampaikan keluhan ku ke dokter dan saat ditawari untuk dirawat inap, tanpa ragu aku jawab iyes (dengan catatan konfirmasi terlebih dahulu ke duo boru Silaban, mama dan pacar atu). Setelah menunggu kurang lebih 4 jam, aku dipindah ke ruangan untuk lanjut dirawat oleh dokter Masrul Lubis.
Ini hari kedua aku dirawat di rumah sakit. Puji Tuhan, kondisi sudah semakin membaik. Ada dua kesan yang kudapat selama dirawat di sini. Yang pertama, ini merupakan kali pertama aku dirawat inap di rumah sakit. Mudah2an yang terakhir. Amin. Terus yang kedua, akhirnya aku punya waktu luang dan ide untuk menulis, ini merupakan tulisan pertamaku di blog ini untuk tahun ini.
Udah gitu aja, tulisan kali ini hanya semacam personal diary saja dan berbeda dari kebiasaan sebelumnya, niat awalku, tulisan ini ga ku share di facebook.
Dirgahayu NKRI 🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Merdeka!!
Selamat tanggal 17 yang ke 44, tondiku Anita Silaban ❤️❤️❤️. Maaci sushi tei nya. Jangan marah lagi ya sayang. Aku hanya bingung ngurus diri sendiri di RS. Tuhan lancarkan rencana kita ke depannya ya.
#mardongantangiang
RSCA Medan, 17 Agustus 2021 23:24 WIB
~NSS
Comments